Berawal dari pembicaraan hangat disebuah kantin di salah
satu perusahaan chemicals di kawasan KIIC perihal indahnya perjalanan wisata
mengelilingi Indonesia, hangatnya pembicaraan mengenai indahnya pantai, laut,
gunung, sawah, ladang, situs purbakala, dan lain sebagainya akhirnya
menghasilkan ide pembuatan sebuah wadah organisasi yang mampu menampung dan
menaungi kegiatan ke-Nusantara-an dengan berbagai macam aktivitas didalamnya.
Hari itu, Senin Tanggal 19 September 2016 dibuatkan lah
surat permohonan pembentukan organisasi pecinta alam kepada Management PT. KIC dan tanpa diduga ternyata surat tersebut juga mendapat
respon positif serta didukung dengan baik akrena memang sejalan dengan prinsip
/ moto perusahaan.
Waktu terus berjalan, pembuatan AD dan ART pun terus
dijalankan sebagai syarat mutlak resminya sebuah organisasi sampai akhirnya
pada hari Sabtu tanggal 24 Desember 2016 KOPDAR Pertama resmi dilaksanakan. Bertempat
di Gunung Lembu – Purwakarta, pemilihan Pengurus dan Anggota periode 2016 –
2019 resmi dilaksanakan.
Untuk memudahkan pengembangan organisasi nama pun di pilih
dengan baik dan matang. Seluruh anggota dan pengurus sepakat menggunakan nama
KOMPAK yang berarti Komunitas Pecinta Alam KIC dengan logo dasar berupa kompas
mata angin.
Hari berganti dan bulan pun berlalu, banyak sudah kegiatan
secara internal dan eksternal yang dilakukan oleh KOMPAK dalam rangka
mengembangkan dan mengenalkan organisasi ke semua pihak baik di dalam
perusahaan maupun di luar perusahaan. Sampai suatu hari terjadi perselisihan
internal dikarenakan nama KOMPAK itu sendiri.
Tanpa disadari, ternyata diluar sana ada LSM dengan nama
KOMPAK dengan visi dan misi yang berbeda dengan KOMPAK versi pecinta alam. Hal ini
tentu menjadi pil pahit dan sangat disayangkan karena suka atau tidak suka nama
KOMPAK versi pecinta alam harus dirubah karena rentan terhadap prasangka lain.
Akhirnya, usulan nama pun kembali disampaikan kepada seluruh
anggota.
Sampai suatu saat, didapatlah sebuah usulan nama dari Kang Rivan
(P-006.916) yakni Penggiat Alam Nusantara yang kemudian disingkat menjadi
PALTARA. Selesai mendapat nama kemudian ada saran tambahan berupa logo, untuk
membuatnya lebih simple dari logo sebelumnya Kang Hadiman (P-013.916)
mengusulkan bentuk logo bulat atau persegi. Setelah sepakat di anggota maka
nama dan logo baru pun disampaikan kepada Pembina PALTARA yakni Kang Wahyu
Juhana dan Kang Taohidin, dari saran beliau untuk nama sudah disetujui namun
untuk bentuk logo dirubah menajdi logo cincin benzene (sebagai ciri khas
chemicals katanya). Setelah diajukan kembali kepada seluruh anggota
Alhamdulillah logo baru diterima dengan baik.
Pelan namun pasti, PALTARA terus berkembang dan mendapat
respon positif dari semua kalangan masyarakat sampai akhir permohonan menjadi
anggota PALTARA terus bertambah. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya
anggota maka dilakukanlah rapat dan musyawarah internal membahas mengenai
status keorganisasian, apakah masih dalam lingkup internal atau dipisahkan
keluar sebagai organisasi yang terbuka untuk umum.
Pendapat dari anggota dan pengurus serta Pembina pun kembali
diminta, sampai akhirnya menyimpulkan sebuah keputusan bahwa PALTARA adalah organisasi masyarakat yang
terbuka untuk umum, bersifat sosial dan tidak terikat oleh lembaga tertentu.
Harapan kami, semoga PALTARA dapat terus berkembang dan
memberikan dampak positif bagi seluruh masyarakat. Dengan belajar dan terus
belajar melalui aksi nyata kegiatan sosial berupa konservasi dan rescue PALTARA
berkembang dan dikenal masyarakat.
Salam Lestari..
Salam PALTARA..
IG: @paltara_ind
Tidak ada komentar:
Posting Komentar